Rabu, 17 November 2010

Sambutan Pelatihan dan Pengembangan Guru SMA Unggulan CT Foundation


Assalamualaikum Wm. Wb.
Kepada
Yth. Bapak Joefly J.Bahroeny Selaku ketua RAM, Medan
Yth. Bapak Richard Andries dari HRD Para Group, Jakarta
Yth. Bapak Munasprianto Ramli dari Surya Institute/LNI, Jakarta
Yth. Bapak Khasim Sio Ketua Panitia Pembentukan Sekolah CTF, Medan
Yth. Seluruh rekan2 pengelola dan guru2 sekolah CTF, dan pengelola RAM yang hadir hari ini
Dan anak2u tercinta siswa-siswa CTF

Salam sejahtera semua
Bersyukur karena diberikan kesehatan yang baik, sehingga pada kesempatan ini dapat mengikuti pembukaan pelatihan dan pengembangan guru CTF.
Sekolah CTF dalam prosesnya berdirinya, berbeda dengan sekolah yang lainnya,tiga kegiatan yang dilakukan dalam waktu yang bersamaan yaitu
Penerimaaan siswa
Penerimaan guru
Penyediaan sarana dan prasarana
Yang berbeda dengan sekolah lainnya saat penerimaan murid sudah dlengkapi dengan sarana dan sudah ada guru.
            Disebut sekolah unggulan tentu banyangan kita seperti lazimnya diluar dimana siswanya adalah orang pintar dan latar belakang ekonomi yang lebih mapan, tapi sekolah CTF tidaklah demikian, sekolah unggulan, siswa dengan latar belakang orang tidak mampu, serta wawasan dan akses informasi hampir dikatakan sangat minim, sehingga inilah yang menjadi tantangan bagi kami terutama pada kepala sekolah dan tanggung jawab moral untuk membina  61 siswa menjadi “anak yang pintar”. Tentu  saja memerlukan perlakuan khusus yang berbeda dengan sekolah unggulan yang lain.

Para hadirin yang saya hormati,
Tujuan dari pada training ini tentunnya adalah agar guru2 di CTF ini memiliki kompetensi, yang dmasksud kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan guru melakukan proses pembelajaran.
Karena walaupun input siswa yang bagus kalau proses pembelajaran yang dilaksanakan tidak efektif, saya kira sulit untuk menghasilkan out put siswa yang berkualitas. Lebih baik input siswa kurang baik, dari pada proses pembelajaran, tapi alangkah baiknya jika siswa berkualitas proses pembelajaran yang efektif tentu akan menghasilkan siswa yang yang berkualitas pula.
Untuk proses pembelajaran saya kira waktunya, melakukan suatu transformasi model pembelajaran dari TCL ke SCL. Karena selama ini masih mengacu kepada metoda pembelajaran berbasis teaching yaitu siswaguru sebagai satu – satunya sumber pengetahuan, kadang – kadang bersikap ‘can do not wrong’. Sebenarnya, format teaching adalah produk dari pendidikan formal yang diperkenalkan oleh kaum penjajah di Indonesia yang berasal dari Revolusi Industri Barat. tidak memberikan prioritas tinggi kepada upaya peningkatan keterampilan.                  cenderung ditempatkan hanya sebagai obyek dalam proses pembelajaran. Murid dianggap sebagai sederet gelas kosong yang harus diisi oleh guru dan menempatkan
Oleh karena itu, seyogyanya diganti dengan format transformasi ilmu yang berbasis pada learning approach, SCL dimana siswa dibekali ilmu, bukan hanya pada pembelajaran substansi pengetahuannya saja, tetapi juga siswa dibekali dengan soft skill, yaitu nilai – nilai moral atau kecerdasan emosi. siswa dengan kemampuan intelektual tinggi, tetapi tidak disertai kecerdasan emosi akan membuat siswa mudah putus asa ketika menemui masalah selama termasuk internal pengelolaan diri sendiri saja bisa jadi masalah.
Contoh SCL: Student Teams Achievement Division (STAD)
                        Examples non examples
                        Picture and Picture
                        Time Token
                        Pair Cheks

            Sebenarnya, sejak awal telah diterapkan di sekolah oleh Diknas melalui Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), pada tahun 2007, dikembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai pengganti KBK. KTSP adalah suatu model mengajar yang memungkinkan guru jadi kreatif dalam melaksanakan proses pembelajaran dalam kelas.
             Transformasi ilmu melalui metode teaching ke learning merupakan jawaban  untuk menghasilkan siswa CTF bukan hanya  yang berkarakter unggul, tetapi mampu melihat dunia luarnya seperti adanya pasar global yang dinamis dan menuntut daya saing yang sangat kompetetif di pasar kerja.
Pendidikan karakter kini memang menjadi isu utama pendidikan, selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa, pendidikan karakter ini pun diharapkan mampu menjadi pondasi utama dalam mensukseskan Indonesia Emas 2025.
            Harapan kami pada semua guru mulai sekarang membuat rencana pembelajaran sesuai dengan gaya sekolah kita nanti, apa yang diajarkan dalam training dapat menjadi bekal sebagai guru.
Demikianlah sambutan saya, diucapkan terimakasih
Wabilahi taufik walhidayah
Wasalamualaikum wm.wb.
Fahruddin
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar