Kepada
Yth. Bapak Joefly J.Bahroeny Selaku
ketua RAM, Medan
Yth. Bapak Richard Andries dari HRD Para Group, Jakarta
Yth. Bapak Munasprianto Ramli dari Surya
Institute/LNI, Jakarta
Yth. Bapak Khasim Sio Ketua Panitia
Pembentukan Sekolah CTF, Medan
Yth. Seluruh rekan2 pengelola dan guru2
sekolah CTF, dan pengelola RAM yang hadir hari ini
Dan anak2u tercinta siswa-siswa CTF
Salam sejahtera
semua
Bersyukur karena
diberikan kesehatan yang baik, sehingga pada kesempatan ini dapat mengikuti
pembukaan pelatihan dan pengembangan guru CTF.
Sekolah CTF dalam
prosesnya berdirinya, berbeda dengan sekolah yang lainnya,tiga kegiatan yang
dilakukan dalam waktu yang bersamaan yaitu
Penerimaaan siswa
Penerimaan guru
Penyediaan sarana
dan prasarana
Yang berbeda
dengan sekolah lainnya saat penerimaan murid sudah dlengkapi dengan sarana dan sudah
ada guru.
Disebut
sekolah unggulan tentu banyangan kita seperti lazimnya diluar dimana siswanya
adalah orang pintar dan latar belakang ekonomi yang lebih mapan, tapi sekolah
CTF tidaklah demikian, sekolah unggulan, siswa dengan latar belakang orang
tidak mampu, serta wawasan dan akses informasi hampir dikatakan sangat minim,
sehingga inilah yang menjadi tantangan bagi kami terutama pada kepala sekolah
dan tanggung jawab moral untuk membina 61 siswa menjadi “anak yang pintar”. Tentu saja memerlukan perlakuan khusus yang berbeda
dengan sekolah unggulan yang lain.
Para hadirin yang saya hormati,
Tujuan dari pada training
ini tentunnya adalah agar guru2 di CTF ini memiliki kompetensi, yang dmasksud
kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan guru melakukan proses pembelajaran.
Karena walaupun
input siswa yang bagus kalau proses pembelajaran yang dilaksanakan tidak efektif,
saya kira sulit untuk
menghasilkan out put siswa
yang berkualitas.
Lebih baik input siswa kurang baik, dari pada proses pembelajaran, tapi
alangkah baiknya jika siswa berkualitas proses pembelajaran yang efektif tentu
akan menghasilkan siswa yang yang berkualitas pula.
Untuk proses pembelajaran saya kira waktunya, melakukan suatu transformasi
model pembelajaran dari TCL ke SCL. Karena selama ini masih mengacu kepada
metoda pembelajaran berbasis teaching yaitu siswaguru sebagai satu – satunya sumber
pengetahuan, kadang – kadang bersikap ‘can
do not wrong’. Sebenarnya,
format teaching adalah produk dari pendidikan
formal yang diperkenalkan oleh kaum penjajah di Indonesia yang berasal dari
Revolusi Industri Barat. tidak memberikan prioritas tinggi kepada upaya
peningkatan keterampilan.
cenderung ditempatkan hanya sebagai obyek dalam proses pembelajaran. Murid
dianggap sebagai sederet gelas kosong yang harus diisi oleh guru dan
menempatkan
Oleh karena itu, seyogyanya diganti dengan format transformasi ilmu yang
berbasis pada learning approach, SCL dimana siswa dibekali ilmu, bukan hanya pada pembelajaran substansi pengetahuannya
saja, tetapi juga siswa dibekali dengan soft skill,
yaitu nilai – nilai moral atau kecerdasan emosi. siswa dengan kemampuan intelektual tinggi,
tetapi tidak disertai kecerdasan emosi akan membuat siswa mudah putus asa
ketika menemui masalah selama termasuk internal pengelolaan diri sendiri saja bisa jadi masalah.
Contoh SCL: Student Teams Achievement
Division (STAD)
Examples
non examples
Picture
and Picture
Time
Token
Sebenarnya,
sejak awal telah diterapkan di
sekolah oleh Diknas melalui Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), pada tahun
2007, dikembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai pengganti
KBK. KTSP adalah suatu model mengajar yang memungkinkan guru jadi kreatif dalam
melaksanakan proses pembelajaran dalam kelas.
Transformasi ilmu melalui metode teaching ke learning merupakan jawaban untuk
menghasilkan siswa CTF bukan hanya yang berkarakter unggul, tetapi mampu melihat dunia luarnya seperti adanya pasar global yang dinamis dan
menuntut daya saing yang sangat kompetetif di pasar kerja.
Pendidikan karakter kini memang
menjadi isu utama pendidikan, selain menjadi bagian dari proses pembentukan
akhlak anak bangsa, pendidikan karakter ini pun diharapkan mampu menjadi
pondasi utama dalam mensukseskan Indonesia Emas 2025.
Harapan kami pada semua guru mulai
sekarang membuat rencana pembelajaran sesuai dengan gaya sekolah kita nanti,
apa yang diajarkan dalam training dapat menjadi bekal sebagai guru.
Demikianlah
sambutan saya, diucapkan terimakasih
Wabilahi taufik
walhidayah
Wasalamualaikum wm.wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar